Bagi masyarakat Kemadang yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan, *sedekah laut* memiliki makna spiritual sekaligus wujud pelestarian budaya warisan leluhur. Seperti tahun-tahun sebelumnya, rangkaian acara diawali dengan doa bersama dan kenduri adat.
Upacara tersebut turut dihadiri berbagai pejabat, di antaranya perwakilan Bupati Gunungkidul, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Panewu Tanjungsari, Lurah Kemadang, unsur TNI-Polri, tokoh masyarakat, hingga organisasi nelayan. Kehadiran mereka sekaligus menunjukkan dukungan terhadap kelestarian budaya bahari di Gunungkidul.
Dalam prosesi kenduri, warga mengenakan busana adat Jawa. Berbagai sesaji berupa hasil bumi, hasil laut, serta hewan ternak disusun dalam bentuk gunungan sebagai simbol ucapan syukur. Gunungan tersebut kemudian diarak dalam iring-iringan yang meriah, dipimpin barisan bergodo dan diikuti para dayang-dayang dan warga.
Puncak acara ditandai dengan pelepasan sesaji ke tengah laut, disaksikan warga serta tamu undangan yang memadati area upacara. Doa penutup dipimpin oleh sesepuh setempat, mengakhiri prosesi adat yang selalu ditunggu-tunggu masyarakat nelayan Kemadang setiap tahunnya.
0 Komentar