Kirab Rajakaya ini menjadi bagian dari upacara adat Gumbregan, sebuah tradisi turun-temurun sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kesehatan dan keberkahan hewan ternak milik warga. Selain itu, kegiatan ini juga dimaksudkan agar ternak tetap sehat, mudah berkembang biak, serta membawa kemakmuran bagi masyarakat petani dan peternak setempat.
Lurah Ngeposari, Ciptadi menjelaskan bahwa tradisi Gumbregan telah diwariskan sejak zaman nenek moyang dan rutin dilaksanakan setiap Wuku Gumbreg dalam kalender Jawa. Tahun ini, kegiatan tersebut dikemas lebih meriah melalui Kirab Rajakaya yang juga sekaligus menjadi ajang promosi Kampung Hanacaraka di wilayah Ngeposari.
“Supaya lebih menarik, warga mendandani hewan ternak mereka dengan pakaian layaknya manusia. Ada kambing yang memakai baju adat Jawa, topi, bahkan pakaian sehari-hari,” ujar Ciptadi.
Ia menambahkan, tradisi ini bukan sekadar seremoni budaya, tetapi juga menjadi sarana doa bersama agar hewan peliharaan senantiasa sehat, hasil pertanian meningkat, dan masyarakat dijauhkan dari segala bentuk kesulitan.
“Melalui tradisi selametan ini, kami berharap keseharian warga diberkahi dan terhindar dari marabahaya,” tutupnya.
0 Komentar