Acara yang dipusatkan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Lapangan Mijahan, Kalurahan Semanu, Kapanewon Semanu, ini berlangsung meriah sejak Sabtu (20/9/2025). Dari deretan stand yang ada, tampilan Kalurahan Gari menjadi perhatian khusus lantaran memadukan kekayaan budaya dengan perangkat digital yang interaktif.
Lurah Gari, Widodo, menjelaskan ada lima bidang potensi budaya yang ditampilkan, meliputi adat tradisi, seni, bahasa dan sastra, teknologi tradisional, serta tata ruang cagar budaya. Bedanya, seluruh konten tersebut dikemas dalam bentuk digital sehingga lebih mudah diakses oleh pengunjung.
> “Pengunjung bisa mengakses website khusus berisi video dokumentasi budaya. Kami juga menyiapkan sembilan tablet interaktif serta jaringan wifi Deganet untuk memudahkan eksplorasi konten digital,” ujar Widodo.
Selain menampilkan potensi budaya, Gari juga memamerkan deretan piagam penghargaan dan prestasi yang pernah diraih. Identitas Kalurahan Gari sebagai Desa Anti Korupsi yang ditetapkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI turut ditonjolkan sebagai kebanggaan sekaligus komitmen terhadap tata kelola pemerintahan desa yang bersih dan transparan.
Menurut Widodo, inovasi digitalisasi ini bukan sekadar gagasan sesaat, melainkan wujud nyata keseriusan Kalurahan Gari dalam melestarikan budaya lokal di tengah arus modernisasi.
> “Melalui digitalisasi, potensi budaya Gari dapat lebih mudah diakses, dikenal, dan dicintai generasi muda maupun masyarakat luas. Kami ingin menunjukkan bahwa budaya bukan hanya warisan, tetapi juga bisa berkembang mengikuti zaman,” imbuhnya.
Diketahui, Gelar Potensi Rintisan Kalurahan Budaya Gunungkidul 2025 berlangsung pada 20–22 September 2025. Sebanyak 25 kalurahan yang telah berstatus Rintisan Kalurahan Budaya ikut serta dalam kegiatan ini. Acara tersebut menjadi ruang apresiasi sekaligus ajang kompetisi sehat antar-kalurahan untuk terus mengembangkan potensi budaya masing-masing dengan cara kreatif dan inovatif.
Dengan konsep digitalisasi yang dibawanya, Kalurahan Gari tidak hanya mempertegas identitas budaya, tetapi juga memberi contoh bagaimana warisan lokal dapat dikolaborasikan dengan teknologi modern sehingga lebih relevan bagi generasi masa kini.
0 Komentar