Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono menjelaskan, usai adanya dugaan keracunan makanan makan bergizi gratis ini, petugas melakukan penyelidikan epidemiologi pada Selasa (16/9/2025). Dari hasil pemeriksaan, 19 siswa terdiri atas 15 anak SD, 3 siswa SMP, dan 1 siswa SMA mengalami gejala berupa muntah, nyeri perut, pusing, dan demam.
“Kami sudah melakukan penanganan medis, seluruh anak telah dirawat di Puskesmas Semin I, dan saat ini seluruhnya sudah kembali bersekolah dalam kondisi sehat,” Ujar Ismono.
Adapun sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan, antara lain nasi, tumis wortel, melon, semur tahu, ayam karage, serta air minum yang telah diamankan untuk diperiksa lebih lanjut di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLKK) Yogyakarta.
Adapun langkah-langkah yang telah dilakukan Dinas kesehatan bersama Puskesmas meliputi konfirmasi laporan, wawancara dengan kasus, pengobatan dan perawatan, penyelidikan epidemiologi ke sekolah dan Instalasi Kesehatan Lingkungan (IKL) di SPPG, distribusi google form kepada penerima manfaat MBG, serta pengamanan sampel makanan dan air minum.
Hingga kini, hasil uji laboratorium masih menunggu dari BLKK Yogyakarta untuk memastikan penyebab keracunan. Pemerintah daerah mengimbau pihak sekolah dan pengelola program makanan bergizi gratis agar lebih memperhatikan standar kebersihan dan kualitas pangan yang disajikan.


0 Komentar