Dua Strategi dalam Memahami Isi Kandungan Al-Qur'an Menurut Kiai Sahiron


JAKARTA,(WH) - Wakil Rektor UIN Sunan Kalijaga Yigyakarta KH Sahiron Syamsuddin mengemukakan, dua model atau strategi dalam memahami isi kandungan Al-Qur'an. 

Pertama, pemahaman sederhana (alfahmul ijmali) yang bertujuan membentuk karakter yang religius sekaligus nasionalis. Nasionalisme menjadi penekanan karena ia melihat fenomena pembelajar Al-Qur'an kurang memperhatikan nasionalismenya.

"Jadi nasionalisme (hari ini) mulai luntur sedikit demi sedikit," kata Kiai Sahiron saat mengisi diskusi Konferensi Al-Qur'an bertajuk Strategi dan Model Baru dalam Pengajaran Al-Qur'an di Era Milenial di Hotel Sriwijaya Jakarta Pusat, Senin (20/5).

Oleh karena itu, menurutnya, ketika JQH melakukan gerakan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, maka tujuan yang harus dicapai ialah menjadikan muslim yang baik dan nasionalis. "Jadi jangan sampai dipisahkan nanti di dalam pemahaman yang ijmali tadi. Antara keislaman dan kebangsaan harus menjadi satu," ucapnya.

Kedua, pemahaman sophisticated (alfahmut tahqiqi) yakni sebuah pemahaman yang mendalam, ilmiah, dan bisa dipertanggungjawabkan. Dengan begitu, seseorang tidak mudah  berbicara ayat Al-Qur'an, menafsirkan, dan memahaminya, kecuali mempunyai perangkat ilmunya.

Adapun tujuan dalam strategi pemahaman ini, ialah tidak hanya religius dan nasionalis, tetapi juga transformatif. "Jadi dari satu sisi, kita mempertahankan masyarakat yang religius, nasionalis, tapi juga nanti ada perubahan-perubahan tertentu yang mengarah kepada situasi yang lebih baik," jelasnya.

Selain Kiai Sahroni, hadir juga dua pembicara lainnya, yaitu Pengasuh Pesantren Darut Tauhid KH Ahsin Sakho Muhammad dan Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur KH Ahmad Musta'ini. (Husni Sahal/Muiz)

Posting Komentar

0 Komentar