WONOSARI,(WH) - Dalam melaksanakan ketugasannya sebagai pelayan masyarakat Aparatur Sipil Negara (ASN) pasti berkomunikasi dengan masyarakat atau stakeholder yang dilayananinya, maka diperlukan etika dan etiket dalam komunikasi yang dilakukannya. Publik atau masyarakat yang datang memerlukan pelayanan yang baik sehingga ASN harus mampu menjaga etika serta beretiket yang baik pula sehingga publik atau masyarakat puas dan nyaman dengan layanan yang diberikan.
Hal tersebut dipaparkan oleh Lusy Laksita, praktisi dalam dunia komunikasi selaku widyaiswara pada bimbingan teknis peningkatan pelayanan publik yang dilaksanakan Selasa (16/4/2019), di UPT Balai Diklat BKPPD Kabupaten Gunungkidul dengan tema Etiket dan Communication Skills.
Selain itu Mama Lusy, demikian panggilan akrabnya juga memberikan penjelasan kepada peserta bahwa dalam mewujudkan pelayanan prima permasalahan utama yang sering timbul terjadi pada sumber daya manusianya karena komunikasi dianggap hanya berbicara saja namun sebenarnya berbicara itu merupakan bagian dari komunikasi sehingga sikap, perilaku, bahasa maupun tulisan juga merupakan komunikasi.
“Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat ASN, kadang sudah menunjukan sikap atau perilaku yang sebenarnya sudah mewakili suasana hati atau emosi namun tidak disadari; seperti langkah kaki dengan sepatu yang berbunyi, cara jalan, melakukan kegiatan lain dan helaan nafas saja bisa menjadi tanda suasana hati kita dalam melayani masyarakat,”katanya.
Dijelaskan pula bahwa etika dengan etiket itu sesuatu hal yang berbeda, etika merupakan konsep dalam aturan perilaku atau adat kebiasaan dalam pergaulan antar sesama manusia yang menegaskan hal yang baik dan hal yang buruk sedangkan etiket adalah tata cara pergaulan yang baik antar manusia.
Penyukan warna merah ini juga memberikan materi terkait dengan tata cara berkomunikasi ASN sebagai pelayan terhadap masyarakat atau stakeholder baik berupa komunikasi verbal, lisan, tertulis maupun komunikasi menggunakan media atau perangkat elektronik.(Red)
0 Komentar