Pelestarian Tradisi Luhur Gumbregan di Desa Sawahan


PONJONG,(WH) – Sebagian besar masyarakat Gunungkidul masih melaksanakan Gumbregan yaitu tradisi rutin setiap wuku gumreg Ssalah satunya di Desa Sawahan, biasanya dalam waktu 7 bulan sekali. Gumbregan merupakan tradisi turun-temurun yang bertujuan untuk menyampaikan wujud syukur atas rizki yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa terutama rizki melalui hewan ternak yang dipelihara oleh masyarakat yang sebagian besar petani.
Hewan ternak bagi masyarakat ternyata memiliki tempat yang istimewa bagi kebanyakan para petani karena hewan ternak seperti sapi, kambing, ayam, dan hewan ternak lainnya membantu para petani dalam mencari rejeki yang secara ekonomi juga sangat menunjang kebutuhan para petani.
Sehingga tidak mengherankan jika Gumbregan dilaksanakan sebagai wujud cinta kasih petani kepada hewan ternak dan alam semesta yang telah menghidupi para petani sekaligus wujud terimakasih kepada Tuhan yang selalu menjaga alam ini.
Kegiatan Gumbregan biasanya dilaksanakan upacara keliling para penggembala atau ‘bocah angon’ yang mengunjungi tiap-tiap rumah warga yang menyediakan sajian khas Gumbregan yaitu makanan tradisional dari hasil bumi seperti ketupat, singkong, umbi-umbian, ketan, dan lain sebagainya.
Menjelang Maghrib, kelompok masyarakat berkumpul melaksanakan kenduren dengan membawa makanan hasil bumi tersebut yang tujuannya adalah bersilaturahmi serta berdoa bersama agar diberikan keselamatan dan keberkahan dalam mencari rizki.
Semoga tradisi luhur tersebut dapat terus dipupuk dan dilestarikan agar tidak punah ditengah gempuran budaya yang sangat dinamis saat ini sehingga masyarakat Desa Sawahan menjadi warga masyarakat desa yang maju dan berbudaya. Mari bersinergi menjaga budaya luhur kita. (rizkya)

Posting Komentar

0 Komentar