Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, langsung memerintahkan jajaran Dinas Kesehatan agar siaga penuh. Ia meminta petugas menyiapkan ambulans serta fasilitas kesehatan untuk memberikan penanganan cepat kepada korban.
“Hingga hari ini tercatat ada 695 penerima manfaat yang mengalami gejala keracunan. Tidak hanya siswa, ada sekitar sepuluh guru yang juga terdampak,” ujar Endah saat ditemui wartawan, Rabu (29/10/2025).
Dari jumlah tersebut, kasus terbanyak berasal dari SMK Negeri 1 Saptosari dengan total 476 siswa dan 10 guru. Sementara SMP Negeri 1 Saptosari mencatat 186 siswa yang juga menunjukkan gejala serupa.
“Peristiwa ini terjadi sejak Selasa kemarin, dan beberapa siswa masih belum masuk sekolah karena belum pulih sepenuhnya,” jelasnya.
Bupati Endah bersama timnya langsung meninjau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyiapkan makanan dalam program MBG. Ia menekankan agar pihak pengelola benar-benar memperhatikan keamanan dan kualitas bahan makanan yang digunakan.
“Saya sudah menegur keras pengelola yang justru bersikap tidak empati di tengah kejadian seperti ini. Memasak itu tidak sekadar tugas, tapi harus dilakukan dengan hati agar hasilnya aman dikonsumsi,” tegasnya.
Endah juga mengingatkan agar bahan makanan yang sudah tidak layak tidak digunakan, dan makanan yang masih panas tidak langsung dikemas karena dapat memicu pertumbuhan bakteri penyebab keracunan.
“Program ini adalah inisiatif baik dari Presiden Prabowo untuk meningkatkan gizi anak-anak, tapi keamanan pangan tetap harus menjadi prioritas utama,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono, menjelaskan bahwa sebagian besar korban mengalami gejala mual, pusing, sakit perut, dan diare.
“Sebanyak 34 orang menjalani perawatan di Puskesmas Saptosari, dan 18 lainnya di RSUD Saptosari. Saat ini kondisi mereka sudah berangsur membaik,” kata Ismono.
Ia menambahkan, Dinas Kesehatan telah mengambil sampel makanan dari lokasi kejadian untuk diuji di laboratorium.
“Pengujian ini penting untuk memastikan penyebab pasti dari dugaan keracunan massal ini,” pungkasnya.


0 Komentar