BALI NIGHT CULTURE: MEMBICARAKAN LINTAS BUDAYA DI INDUSTRI PARIWISATA


GUNUNGKIDUL ( Wartahandayani.com)_Malam 31 Desember 2021 Kalahari Resto dan Cafe mengadakan event Bali Night Culture. Event ini digagas untuk memberikan suasana dan hiburan budaya di Gunungkidul.  Kegiatan ini bagi kami menarik, sebagaimana ditengah kuatnya budaya Gunungkidul dan dorongan dana keistimewaan untuk memajukan budaya khas Yogyakarta, ada sosok pemuda Gunungkidul  sekaligus pemilik Kalahari Resto dan Cafe memikirkan keragaman budaya di Yogyakarta dengan mengadakan event Bali Night Culture.Sabtu 01/01/2022

 Bagi saya kegiatan Bali Night Culture bukan persoalan hiburan saja, tetapi ada nilai yang ingin disampaikan dalam kegiatan ini. Bahkan bagi Mas Danang kegiatan ini diadakan salah satu cara membicarakan keragaman, lintas budaya, keterbukaan masyarakat akan budaya luar. Bila bicara kegiatan pariwisata  berbicara juga persoalan interaksi sosial budaya antara wisatawan (guest) dengan masyarakat (host), kegiatan ini pun membicarakan interaksi budaya Bali dengan masyarakat Gunungkidul.



 Interaksi ini membicarakan bagaiman budaya Bali bahkan budaya lainya dapat diterima tidak di Gununngkidul? Persoalan ini bukan penerapan budaya terhadap masyarakat akan tetapi keterbukaan masyarakat terhadap budaya dan masyarakat luar. Jika berbicara industri pariwisata kita berbicara juga interaksi budaya, bahkan sejauh ini kita bisa mencotoh Bali dengan persoalan ketahanan budaya dan keterbukaan masyarakatnya. Contohnya dalam ketahanan budaya dan keterbukaan masyarakat Bali: kita bisa melihat dipinggir pantai-pantai Kuta turis asing memakai bikini, dan masyarakat lokal disibukan dengan upacara keagamaan, dapat dipahami juga kegiatan ini memberikan gambaran bahwa budaya asing tidak akan mengganggu budaya lokal kita, asalkan ketahanan budaya kita kuat.  Konteks lintas budaya ini pun bagi saya bukan membicrakan keterbukaan saja, akan tetapi ada makna yang mempersoalkan saling memahami antar budaya.  





Memahami Antar Budaya Kunci Kemajuan Pariwisata Gunungkidul

Saling memahami dan saling terbuka salah satu cara memajukan pariwisiata di Gunungkidul, kita ketahui saja destinasi wisata yang ada di Gunungkidul rata-rata wisata berbasis masyarakat. Sebagaimana setiap destinasi wisata di Gunungkidul dikelola dan dijaga oleh masyarakat sekitar objek wisata, bahkan ada juga desa wisata sebagaimana desa itu mempunyai daya tarik wisata desa dan masyarakatnya. Kemajuan teknologi pun memberikan dampak besar bagi industri wisata di Gunungkidul, bahkan teknologi pun bisa memberikan dampat negatif kepada pariwisata di Gunungkidul. Maka dari itu, masyarakat butuh dorongan dan bimbingan persoalan memahami budaya asing dan keterbukaan budaya.

 Kita sering lupa bahwa pondasi wisata bukan hanya alam dan infrastuktur saja yang harus di bangun, bagi kami masyarakat pun butuh bimbingan dalam wawasan wisata berbasis masyarakat dan keterbukaan budaya. Tujuannya memahami antar budaya dan keterbukaan ialah mempersiapakan wisata Gunungkidul maju dan mandiri dalam persoalan pariwisata. Persoalan kesiapan dan keterbukaan masyarakat Gunungkidul bukan membicarakan dampat pendek akan tetapi membicarakan kemajuan pariwisata Gunukidul 10 tahun yang akan datang bahkan bisa lebih, tergantung masyarakat siap tidak siapnya.



 Industri Pariwisata Dikembangan Untuk Meningkatkan Devisa Negara (State Revenue)

Segala usaha yang berhubungan dengan kepariwisataan merupakan usaha bersifat komersial dengan tujuan utama mendatangkan devisa negara.  Di sampaing itu, pengembangan kepariwisataan juga bertujuan untuk memperkenalkan dan mempromosikan keindahan alam dan kebudayaan di Indonesia. Ini berarti, pengembangan pariwisata di Indonesia tidak lepas dari potensi yang dimilikinya semisalnya budaya. Ketika berbicara budaya bukan hanya berbicara lagi persoalan seni, tetapi banya yang harus dibicarakan bahkan sangat luas. Pengembangan pariwisata berbasis kebudayaan di Gunungkidul tentunya belum ada penangan yang serius, bahkan kegiatan yang sifatnya budaya masih mengikutit destinasi wisata, sebagaimana contoh kesenian itu hanya sebagai ajang pemeriah saja, belum mempunyai budaya itu sebagai daya tarik wisata, tentunta kekurangan ini harus kita benahi untuk memajukan industri pariwisata di Indonesia bahkan di Gunungkidul.


Terimakasih 


Posting Komentar

0 Komentar