Obrolan Tentang Fenomena Pulung Gantung Bersama Raden Mas Kukuh Hertriasning

GUNUNGKIDUL (Wartahandayani.com) Dalam kesempatan kali ini di minggu ke tiga di bulan ke tiga di Tahun 2021 obrolan santai bersama sesepuh Keraton Jogjakarta yakni Raden Mas Kukuh Hertriasning yang akrab disapa Ndoro Aning .Minggu 22/03/2021

Dalam kesempatan kali ini Wartahandayani.com secara exklusif bersama rekan-rekan media lainnya serta relawan peduli Bumi Handayani dengan obrolan yang membahas tentang Pulung Gantung
Dalam hal ini kata-kata pulung gantung kami jadikan salah satu kalimat yang menurut kami perlu kita perjelas agar mudah dipahami dan dimengerti 

Kenapa dalam obral kali ini tidak bisa lepas dari kalimat Pulung Gantung,karena saat ini kasus yang sering terjadi di wilayah Bumi Handayani yakni kasus meninggal dengan cara bunuh diri,salah satunya dengan cara gantung diri

Menurut keterangan yang kami dapat dari obrolan bersama Ndoro Aning tentang mensikapi kasus gantung diri tersebut kita semua tidak bisa anggap remeh dengan adanya mitos Pulung Gantung (Gantung Diri)

"Gantung diri memang tidak bisa lepas dari kalimat Pulung Gantung .Apa itu pulung gantung ? Tentunya kita semua bilang kasus gantung diri.Namun tidak demikian dengan pemikiran saya" Ucap Ndoro Aning 
Menyinggung dengan maraknya kasus gantung diri yang terjadi di wilayah Kabupaten Gunungkidul sudah menjadi sorotan publik bahkan sudah sampai ke manca negara kabar bahwa Gunungkidul masuk wilayah yang notabene warga masyarakatnya selalu dihebohkan dengan kasus bunuh diri dengan cara gantung diri.

"Kasus ini terjadi tidak hanya di tahun-tahun belakangan namun sudah ada sejak nenek moyang yang sampai saat ini belum juga ada titik terang dalam menangani kasus gantung diri khususnya yang ada di wilayah Kabupaten Gunungkidul,bagaimana kita bisa mengahadapi kasus ini agar tidak ada lagi kasus bunuh diri? Jawabanya ya ada di diri kita masing-masing " Bebernya

Tidak sedikit warga masyarakat yang tau betul apa itu pulung gantung,ia mengatakan hanya dengan keyakinanlah kita bisa mengerti apa itu Pulung Gantung

"Gatung diri ,Pulung gantung banyak yang menyampaikan hal ini,kasus tersebut sudah menjadi sorotan pemerintah untuk mencegah adanya kasus gantung diri,namun upaya pemerintah yang dilakukan dengan berbagai macam cara mulai dari edukasi ke masyarakat melalui penyuluhan serta sosialisasi pencegahan kasus gantung diri saya rasa belum membuahkan hasil yang siknifikan,bahkan dengan anggaran dana yang cukup besar belum mampu mengurangi kasus bunuh diri" Imbuhnya

Pihaknya meminta maaf kepada warga masyarakat Gunungkidul dalam kesempatan kali ini pihaknya membahas tentang fenomena Gandir (Pulung Gantung) ,meskipun ada masyarakat yang pro dan kontra yang memiliki anggapan mengulas fenomena tersebut merupakan sebuah ketabuan ,pamali atau tidak elok ,namun tidak sedikit juga sebagian warga masyarakat bahwa hal ini perlu diungkap ,bagaimana ,mengapa dan untuk apa fenomena tersebut terjadi di Bumi Handayani  ,menurutnya

"Saya berpendapat bahwa melalui sisi spiritual dan budaya bahwa pulung gantung atau Gantung Diri ini bukan suatu ke aib an namun kelalaian dalam menjaga ke titah an Gunungkidul sebagai tempat yang mempunyai Sumber Daya Alam,Budaya,Sejarah yang harus dijaga dan selalu diseimbangkan searah dengan perkembangan jaman,sama persis dengan negara kita tercinta Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa ,semua itu harus dijaga untuk kelanjutan generasi .Dengan adanya disharmonis antara alam dengan manusia yang ahirnya mucullah pesan-pesan alam seperti Gempa,banjir,angin,dan salah satunya yakni kasus Gantung Diri ini" Tambahnya

Ia menambahkan tentang kegiatan yang selalu dilaksanakan oleh warga  masyarakat mulai dari tingkat Dusun sampai Kapanewon yang selalu rutin mengadakan adat tradisi (Rasulan,Sedekah Laut dan masih banyak lagi kegitan yang berbau budaya) ,namun kegiatan tersebut menurutnya masih bersifat parsial ,maksudnya belum masuk lingkup Wilayah Provinsi,Kabupaten atau Kota.

"Saya lihat kegiatan tersebut hanya sebatas pelestarian dan seremonial ,meskipun syarat dengan prilaku religius spiritual ,tidak terlihat penghayatan terhadap nilai -nilai budaya dalam berkehidupan .Nah disinilah peran pemangku wilayah beserta masyarakat luas untuk menjaga ke titah an agar tetap bulat utuh seta Ruhnya wilayah terlindungi ,sehingga Bumi dan alam tempat berkehidupan bisa saling membutuhkan ,Harmonis .Bila ketitahan ,Anugerah,Pulung atau Kewahyuan wilayah ini dihayati sebagai suatu semangat kolektif dalam proses keseimbangan spiritual dan intelektual ,maka dimungkinkan akan adanya arah yang jelas yaitu Keberkahan,bukan lagi Ngambang,Ragu-ragu atau Gantung"Tutupnya

Haris

Posting Komentar

0 Komentar