Cupu Kyai Panjala Akan Dibuka 21 Oktober Mendatang


PANGGANG, (WH) - Kamis(03/10/2019) Acara yang dinanti-nanti oleh Warga YOGYAKARTA yang sebentar lagi akan di adakan tepatnya Tanggal 21 oktober 2019 di Padukuhan  MENDAK DESA GIRISEKAR KECAMATAN PANGGANG yaitu Buka Cupu Kyai Panjolo,acara yang sering diadakan pada setiap tahunya dan memancing ribuan pasang mata berbondong-bondong berkumpul ditempat acara tersebut.

Dalam tradisi jawa banyak dikenal berbagai pusaa warisan leluhur,diantaranya adalah berbentuk CUPU ,dinamakan CUPU PANJOLO .pada masyarakat Yogyakarta sudah begitu populer mengenai pusaka ini karena tuahnya yang terkenal keramat.Dalam setahun sekali kain pembungkus cupu dibuk dan muncul tanda-tanda zaman yang menjadi peringatan bagi anak turun dan masyarakat yang mempercayainya.

Ketenaran cupu tidak lepas dari ketepatan prediksi atau ramalan sebagaiman terdapat dalam gambaran yang tertoreh di atas lembaran kain mori pembungkusnya.

Gambar tersebut merupakan pralamita atau perlambang akan situasi dan kondisi zaman selama setahun kedepan .Perlambang bisa mengambarkan situasi POLITIK, EKONOMI, KEMAKMURAN dan siapa pemegang tampuk KEKUASAAN.Perlambang bisa bentuk gambar yang tidak sulit ditafsirkan atau mudah dipahami dan dimengerti.

CUPU PANJOLO ada 3 buah dimasukan kedalam satu peti kecil dan disimpan didalam kamar yang sangat tertutup yang tidak sembarangan orang bisa masuk atau membukanya .Peti sendiri dibalut dengan kain mori yang hingga kini berjumlah ratusan helai karena disetiap tahunya bertambah satu demi satu helai kain mori.

Tiga buah CUPU bertuah masing-masing memiliki nama dan berbeda jenis ukuranya antaralain yang pertama Ukuran Besar (SEMAR KINANDO) yang kedua Ukuran Sedang (PALANG KINANTAR) yang terahir Ukuran kecil (KENTHIWIRI).

CUPU PANJOLO sendiri sudah mengalami perpindahan tempat sebanyak 3 kali dan diturunkan secara bergantian dari trah tertua dari generasi ke generasi berikutnya .Sejak mei Tahun 1957 hingga saat ini Cupu tersebut berada di Dusun MENDAK DESA GIRISEKAR KECAMATAN PANGGANG dirumah MBAH DWIJO beliau merupakan menantu dari generasi ke 7 dari trah Kyai PANJOLO.


Bagi yang antipati tidak perlu reaksioner menanggapi fenomena cupu tersebut,sebab masing-masing desa akan berbeda cara masing-masing negar akan berbeda tradisi dan tatanannya sendiri .Cupu sendiri mrupakan media komunikasi antara anak turun dengan leluhurnya sendiri, sehingga dengan mudah mengetahui apa yang bakal terjadi dialami oleh anak turun generasi penerusnya.

Bukan hal yang sulit untuk menyampaikan tanda-tanda peringatan,pepeling,nasehat kepada yang masih hidup didunia .Salah satunya melalui penyampaiaan tanda-tanda zaman seperti dalam perlambang dalam kain pembungkus CUPU PANJOLO. Betul dan benar bahwa Tuhan Mahakuasa ,namun Tuhan menyampikan petunjuk tidak selalu serta merta secara langsung kepada umatnya ,terkadang melalui Leluhur ,melalui orang yang masih hidup atau famili,teman,bahkan bisa juga dari musuh anda sendiri"pungkasnya.( Neli)

Posting Komentar

0 Komentar