Dusun Gading VI Wujudkan Kemandirian Pangan


PLAYEN,(WH) - Masyarakat Dusun Gading VI, Desa Gading, Kecamatan Playen, Gunungkidul, berniat mewujudkan kemandian pangan. Kelompok Wanita Tani (KWT) Merdeka Makmur, mengawalinya dengan gerakan tanam aneka sayuran dan tanaman obat keluarga (toga) seribu polibag untuk mendukung konsumsi pangan lokal Kegiatan, Kamis (1/8).

Gerakan menanam jenis sayuran dan toga sebanyak seribu polibag KWT Merdeka Makmur dihadiri Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Camat Playen, Pemerintah Desa Gading, berlangsung hingga sore hari.

Ketua KWT Merdeka Makmur, Supartini, mengatakan menanam dengan seribu polibag ditanam beragam jenis sayuran seperti bawang merah, kangkung, cabai, tomat, kacang-kancangan, umbi-umbian, jahe, kencur, dan beragam buah-buahan sebagai usaha produktif KWT.

“Seluruh pekarangan rumah warga di Dusun Gading VI harus berdaya guna mendukung konsumsi pangan lokal. Gerakan awal ini seribu polibag dan akan terus berlanjut dan semakin banyak lagi,” kata Supartini memimpin KWT sejak berdiri tahun lalu.
Ia menyatakan, pemanfaatan lahan pekarangan rumah untuk kegiatan produktif menanam ragam jenis sayuran dan toga merupakan bagian dari gerakan kemandian pangan. Menurutnya, selain dapat mengurangi perilaku konsumtif juga bernilai ekonomis. “Kalau ketersediaan sayuran bisa berjalan, tiap keluarga di Dusun Gading VI ini bisa hemat Rp400.000 tiap bulan. Syukur kalau nanti hasilnya bisa melimpah  bisa terjual menjadi tambahan pendapatan keluarga,” imbuhnya.

Meskipun tanaman sayuran seribu polibag dibagikan seluruh anggota KWT untuk melengkapi pekarangan rumah masing-masing, KWT Merdeka Makmur juga memiliki demplot yang menjadi pusat pelatihan bersama yang telah berjalan dengan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Playen, dan dua mitra pendamping yakni  relawan Lembaga Pendamping Usaha Buruh Tani Nelayan (LPUBTN) Wilayah Gunungkidul, dan Gereja Kristen Jawa Rayon 5 Gunungkidul.
Ditambahkan Dukuh Sugiyana, Gading VI memang memiliki potensi yang mendukung unntuk mendukung program pemerintah mewujudkan kemandirian pangan lokal. Kebutuhan air kini suda menjangkau delapan RT yang menjadi salah satu optimisme gerakan diprakarsai KWT. Ia menambahkan, gerakan menanam aneka sayuran seribu polibag bukanlah gerakan dadakan. “Untuk beberapa jenis sayuran seperti cabai, tomat, terung, kangkung, masyarakatnya sudah merasakan manfaat. Sudah panen,” kata Dukuh. Mendukung peran KWT, imbuh Dukuh, saat ini warganya mulai tergerak mengembangkan sektor perikanan dengan menginisiasi pembuatan kolam di pekarangan rumah dan menyatu dengan gerakan tanam sayuran.

Pada kesempatan ranah tamah dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Camat Playen dan Pemerintah Desa Gading, relawan pendamping dari Lembaga Pendamping Usaha Butuh Tani nelayan (LPUBTN) Wilayah Gunungkidul, Endro Tri Guntoro, mengapresiasi, kebijakan stretegis Pemkab Gunungkidul yang telah menerbitkan keputusan Bupati untuk makin mendorong gerakan masyarakat dalam memanfaatan lahan pekarangan semakin pesat. Menurutnya, Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor 521/0101 tertanggal 8 Januari 2019 Pemkab tidak sekadar  mendorong masyarakat memanfaat pekarangan kosong menjadi bernilai produktif, melainkan, juga mengajak seluruh instansi pada gerakan konsumsi pangan lokal untuk berbagai jamuan rapat, kegiatan dan jamuan tamu.

“Hanya saja, memang keputusan Bupati ini perlu dipertegas lagi sampai petunjuk teknis operasional untuk daya dukung kelompok-kelompok masyarakat yang memang cepat merespon pemkab dan taat dengan ajakan bupati dalam melestarikan keanekaragaman konsumsi pangan lokal ini,” ujar relawan LPUBTN, tiga tahun mendampingi sebanyak 12 kelompok masyarakat di wilayah Gunungkidul.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto, menyambut baik respon masyarakat dan sejumlah pihak dalam berpartisipasi mewujudkan kemandirian pangan di Gunungkidul. Ia berkesempatan berramah tamah dengan ratusan anggota KWT Merdeka Makmur sembari membagi berbagai tips dan informasi produk olahan hasil pertanian, informasi kebijakan dan memberikan saran tata kelola pengelolaan organisasi KWT.

“Kami bangga semakin banyak masyarakat sadar akan pangan lokal ini. Gunungkidul memang menjadi gudangnya. Bahkan Papua, dan sejumlah daerah kini mulai belajar dari Gunungkidul dalam mengolah umbi-umbian dan produk olahan hasil kebun,” pungkas Bambang.(Endro)

Posting Komentar

0 Komentar