Nyadran Wonosadi Tetap Lestari di Tengah Gerusan Modernisasi


NGAWEN,(WH) - Tradisi Sadranan di Hutan Wonosadi, Dusun Duren, Desa Beji, Kecamatan Ngawen,  yang dilaksanakan  pada senin lalu (15/07/19) berlangsung meriah, diikuti ratusan warga baik dari kalangan warga Desa Beji, pengunjung dari luar, serta media massa yang datang meliput. Sampai hari ini, warga desa di sekitar Hutan Wonosadi masih terus menjalankan berbagai upacara adat. Upacara adat tersebut digelar untuk menghormati leluhur yang membangun hutan tersebut. 

Upacara ritual sadranan yang rutin diselenggarakan setahun sekali  pada setiap hari Senin Legi di Bulan Juli itu, merupakan ritual adat yang terdiri dari acara makan bersama di Puncak Hutan Wonosadi maupun Gunung Gambar serta mempertontonkan tradisi adat. 



Triman Pemangku Adat Desa Beji menjelaskan Tradisi sadranan  sudah  berlangsung turun temurun  sejak dulu kala. Sadranan diselenggarakan  sebagai ungkapan rasya syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa  atas  berkah, rejeki dan keselamatan yang telah diberikan selama ini, sehingga warga desa bisa hidup  tentram dan sejahtera. Selain itu  juga dimaksudkan untuk mengenang arwah para leluhur  desa  yang semasa hidupnya telah berjasa merintis  keberadaan desa.

Suparno Lurah Desa Beji berharap upacara nyadran ini tetap berlanjut, kreative, inovative, disemua bidang budaya, potensi desa beji kedepan juga mampu di kelola dengan lebih baik, untuk bisa menambah ekonomi masyarakat. (15/07/2019).

"Kedepan jangan sampai budaya ini luntur oleh modernisasi,"pungkasnya.(Neli/Hari)





Posting Komentar

0 Komentar