Peserta ujian berasal dari tiga formasi jabatan, masing-masing dua peserta untuk Dukuh Mojosari, lima peserta untuk Dukuh Pakel, dan empat peserta untuk Dukuh Jrakah. Seluruh peserta tercatat berusia antara 20 hingga 30 tahun.
Ketua Panitia Ujian, Wahyu Eka Prihantara, menyampaikan bahwa pelaksanaan seleksi dilakukan dengan sistem terbuka. Menurutnya, tim penguji dibentuk pada pagi hari, kemudian langsung dikarantina guna menyusun soal secara mandiri dan menjaga objektivitas.
“Semua rangkaian ujian dapat dilihat langsung oleh masyarakat. Setelah ujian selesai, koreksi dilakukan secara bersama sehingga hasilnya bisa disaksikan secara transparan,” ujar Wahyu.
Tim penguji terdiri dari lima orang, yakni dua pamong dan tiga tokoh masyarakat yang ditunjuk untuk memastikan proses berjalan adil dan tidak memihak. Seluruh peserta juga merupakan warga asli Kalurahan Hargosari.
Dari hasil penilaian, tiga peserta meraih nilai tertinggi pada masing-masing formasi. Untuk Dukuh Mojosari, Endar Kristanto memimpin dengan nilai 79,3. Pada formasi Dukuh Pakel, Algamis Gilas Listian memperoleh nilai tertinggi 92,55. Sementara itu, Sarwoto menjadi peraih nilai tertinggi pada Dukuh Jrakah dengan nilai 90,1.
Lurah Hargosari, Jumeno, menegaskan bahwa seluruh tahapan seleksi telah sesuai aturan, baik dari regulasi peraturan bupati maupun perundang-undangan yang berlaku. Ia menyebut peserta dengan nilai tertinggi secara otomatis akan menduduki posisi dukuh sesuai formasinya.
“Kami berkomitmen menjaga transparansi, agar masyarakat bisa melihat bahwa prosesnya objektif dan dapat dipertanggungjawabkan,” kata Jumeno.
Ia menambahkan bahwa dukuh terpilih nantinya diharapkan mampu segera beradaptasi, menjalin komunikasi dengan warga, serta mendukung kinerja pemerintah kalurahan.
Dengan mekanisme seleksi terbuka ini, Pemerintah Kalurahan Hargosari berharap dapat melahirkan pamong yang berkompeten, berintegritas, dan dipercaya oleh masyarakat.
0 Komentar